Hotspot saat ini bukan lagi merupakan hal yang istimewa dan menherankan
bagi para penggemar dunia maya. Cafe, warung internet bahkan rumahan pun
saat ini telah menyediakan fasilitas tersebut sebagai salah satu sarana
untuk memperlaris atau memudahkan untuk akses internet.
Bridge
berasal dari bahasa Inggris, dan sesuai dengan terjemahannya yang
berarti jembatan. Metode bridge dalam aplikasi komputer adalah suatu
metode yang menjembatani/ menghubungkan dua jaringan LAN kabel menjadi
satu sehingga dapat saling berhubungan seperti dalam satu jaringan lan
kabel.
Contoh aplikasi sederhana dari metode bridge ini yaitu
misalnya kita ingin menghubungkan jaringan LAN di kantor di Gedung A
dengan jaringan LAN di gedung B dimana kondisi tidak memungkinkan untuk
memasang kabel, maka solusinya hanya menggunakan jaringan radio atau
wireless. Pemilihan menggunakan teknologi WIFI ini tidak selamanya mahal
karena saat ini sudah banyak produk wireless murah namun berkualitas
untuk rumahan atau kantor kecil. Apalagi jika metode ini ingin di
terapkan pada lembaga-lembaga non profit seperti gedung-gedung sekolah
atau kampus yang tidak mungkin harus mengeluarkan biaya yang sangat
besar.
Langkah-langkah sederhana untuk aplikasi yang harus di perhatikan, yaitu :
1. Jarak antar gedung
2. Kondisi sekitar antar gedung apakah terhalang oleh pepohonan atau gedung lain atau tidak.
3. Kondisi alam apakah rawan bahaya petir atau tidak.
Contoh kasus sederhana penerapan aplikasi sederhana point to point pada sebuah gedung sekolah atau kampus. Kondisinya:
1. Gedung A berjarak sekitar 50 s/d 100 meter dengan Gedung B
2. Antar gedung tersebut tidak terhalang oleh pepohonan atau gedung.
3. Kondisi alam sekitar tidak rawan petir.
Pihak
sekolah ingin jaringan lan di Gedung A dapat terhubung dengan Gedung B
sehingga aplikasi-aplikasi jaringan di dua LAN tersebut dapat di
manfaatkan secara optimal bersama-sama.
Maka di pasang dua buah
perangkat Akses Point (AP), AP1 di tempatkan di Gedung A dan AP2 di
tempatkan di Gedung B. Pemasangan dua AP yang akan di hubungkan
tersebutkan di letakan di tempat pada tempat yang saling berhadapan dan
di kondisikan tidak ada yang merintangi, misalnya kedua AP tersebut
diletakan di langit-langit luar kedua gedung yang saling berhadapan
dimana masing-masing AP tersebut terhubung dengan kabel UTP yang
menghubungkan dengan masing-masing jaringan LAN.
Garis besar
konfigurasi yang harus dilakukan di masing-masing AP yang akan di
perlakukan sebagai sarana jembatan koneksi dua LAN tersebut :
1. Pilih konfigurasi mode WAP yaitu sebagai bridge atau point to point
2.
Masukan MAC address AP1 di AP2 pada kolom isian MAC AP pasangan, begitu
pula sebaliknya MAC address AP2 di masukan ke AP1 kolom isian MAC AP
pasang, masing-masing harus di isi MAC address pasangannya.
3.
Konfigurasi AP1 dan AP2 sama-sama menggunakan channel radio wireless
yang sama, konfigurasi mode keamanan yang sama, seperti jika menggunakan
mode keamanan menggunakan WPA PSK atau WPA2PSK masing-masing harus
menggunakan konfigurasi dan keyword yang sama.
4. Sesudah dipastikan
semua konfigurasi ini sama , cek dan pastikan apakah LAN1 di Gedung A
dapat terhubung dengan LAN2 di Gedung B, jika terhubung seharusnya kedua
lan ini dapat saling berkomunikasi untuk saling berbagi resource
seperti sharing folder, printer , koneksi internet, komputer di LAN1
dapat berhubungan dengan komputer di LAN2. (LAN1 dan LAN2 memiliki
subnet mask yang sama meski beda segment)
Jika kondisi antar
Gedung terdapat beberapa penghalang seperti daun pepohonan atau jarak
yang relative lumayan jauh yang mengurangi kemampuan daya jangkau sinyal
AP, maka dapat di lakukan dengan menambahkan antenna high gain
directional ke masing-masing AP menggantikan antenna omni bawaan yang
kita pasang bahkan adakalanya cukup salah satu AP yang dipasang antenna
tersebut (kemampuan antenna dapat dilihat dari DB antenna). Hal lain
yang dapat memperkuat sinyal adalah dengan memasang sebuah repeater di
tempat antara AP1 dan AP2, biasanya perlakuan ini dilakukan jika kondisi
antar gedung penuh dengan penghalang atau inteferensi gangguan sinyal
radio lain, maka kita tinggal memilih channel yang cocok untuk bridge
kita.
WAP yang umum dijual biasanya transmisi b dan G menggunakan
sinyal 2,4 Mhz yang juga di gunakan alat-alat wireless lainnya, namun
ada juga WAP yang menyediakan teknologi extended transmisi 2x to 3x
eXtended Range dan 108M Super G, serta transmisi N. Juga teknologi
transmisi a yang menggunakan sinyal 5 Mhz. Kita tinggal menyesuaikan
dengan kondisi yang kita hadapi. Sepasang AP dalam koneksi point to
point dapat juga juga dikonfigurasi sebagai Akses Point seperti pada WAP
TP-Link TL-WA601G 108M, sehingga pengguna komputer wireless terkoneksi
dengan jaringan meski AP tersebut digunakan untuk koneksi point to
point, langkah penghematan sederhana.
source : http://fuadkp.blogspot.com/2011/02/bridging-access-point-to-access-point.html
0 komentar:
Posting Komentar