Minggu, 10 Juli 2011

Bridging Access Point to Access Point

Hotspot saat ini bukan lagi merupakan hal yang istimewa dan menherankan bagi para penggemar dunia maya. Cafe, warung internet bahkan rumahan pun saat ini telah menyediakan fasilitas tersebut sebagai salah satu sarana untuk memperlaris atau memudahkan untuk akses internet.
Bridge berasal dari bahasa Inggris, dan sesuai dengan terjemahannya yang berarti jembatan. Metode bridge dalam aplikasi komputer adalah suatu metode yang menjembatani/ menghubungkan dua jaringan LAN kabel menjadi satu sehingga dapat saling berhubungan seperti dalam satu jaringan lan kabel.

Contoh aplikasi sederhana dari metode bridge ini yaitu misalnya kita ingin menghubungkan jaringan LAN di kantor di Gedung A dengan jaringan LAN di gedung B dimana kondisi tidak memungkinkan untuk memasang kabel, maka solusinya hanya menggunakan jaringan radio atau wireless. Pemilihan menggunakan teknologi WIFI ini tidak selamanya mahal karena saat ini sudah banyak produk wireless murah namun berkualitas untuk rumahan atau kantor kecil. Apalagi jika metode ini ingin di terapkan pada lembaga-lembaga non profit seperti gedung-gedung sekolah atau kampus yang tidak mungkin harus mengeluarkan biaya yang sangat besar.

Langkah-langkah sederhana untuk aplikasi yang harus di perhatikan, yaitu :
1. Jarak antar gedung
2. Kondisi sekitar antar gedung apakah terhalang oleh pepohonan atau gedung lain atau tidak.
3. Kondisi alam apakah rawan bahaya petir atau tidak.

Contoh kasus sederhana penerapan aplikasi sederhana point to point pada sebuah gedung sekolah atau kampus. Kondisinya:
1. Gedung A berjarak sekitar 50 s/d 100 meter dengan Gedung B
2. Antar gedung tersebut tidak terhalang oleh pepohonan atau gedung.
3. Kondisi alam sekitar tidak rawan petir.

Pihak sekolah ingin jaringan lan di Gedung A dapat terhubung dengan Gedung B sehingga aplikasi-aplikasi jaringan di dua LAN tersebut dapat di manfaatkan secara optimal bersama-sama.

Maka di pasang dua buah perangkat Akses Point (AP), AP1 di tempatkan di Gedung A dan AP2 di tempatkan di Gedung B. Pemasangan dua AP yang akan di hubungkan tersebutkan di letakan di tempat pada tempat yang saling berhadapan dan di kondisikan tidak ada yang merintangi, misalnya kedua AP tersebut diletakan di langit-langit luar kedua gedung yang saling berhadapan dimana masing-masing AP tersebut terhubung dengan kabel UTP yang menghubungkan dengan masing-masing jaringan LAN.

Garis besar konfigurasi yang harus dilakukan di masing-masing AP yang akan di perlakukan sebagai sarana jembatan koneksi dua LAN tersebut :
1. Pilih konfigurasi mode WAP yaitu sebagai bridge atau point to point
2. Masukan MAC address AP1 di AP2 pada kolom isian MAC AP pasangan, begitu pula sebaliknya MAC address AP2 di masukan ke AP1 kolom isian MAC AP pasang, masing-masing harus di isi MAC address pasangannya.
3. Konfigurasi AP1 dan AP2 sama-sama menggunakan channel radio wireless yang sama, konfigurasi mode keamanan yang sama, seperti jika menggunakan mode keamanan menggunakan WPA PSK atau WPA2PSK masing-masing harus menggunakan konfigurasi dan keyword yang sama.
4. Sesudah dipastikan semua konfigurasi ini sama , cek dan pastikan apakah LAN1 di Gedung A dapat terhubung dengan LAN2 di Gedung B, jika terhubung seharusnya kedua lan ini dapat saling berkomunikasi untuk saling berbagi resource seperti sharing folder, printer , koneksi internet, komputer di LAN1 dapat berhubungan dengan komputer di LAN2. (LAN1 dan LAN2 memiliki subnet mask yang sama meski beda segment)

Jika kondisi antar Gedung terdapat beberapa penghalang seperti daun pepohonan atau jarak yang relative lumayan jauh yang mengurangi kemampuan daya jangkau sinyal AP, maka dapat di lakukan dengan menambahkan antenna high gain directional ke masing-masing AP menggantikan antenna omni bawaan yang kita pasang bahkan adakalanya cukup salah satu AP yang dipasang antenna tersebut (kemampuan antenna dapat dilihat dari DB antenna). Hal lain yang dapat memperkuat sinyal adalah dengan memasang sebuah repeater di tempat antara AP1 dan AP2, biasanya perlakuan ini dilakukan jika kondisi antar gedung penuh dengan penghalang atau inteferensi gangguan sinyal radio lain, maka kita tinggal memilih channel yang cocok untuk bridge kita.

WAP yang umum dijual biasanya transmisi b dan G menggunakan sinyal 2,4 Mhz yang juga di gunakan alat-alat wireless lainnya, namun ada juga WAP yang menyediakan teknologi extended transmisi 2x to 3x eXtended Range dan 108M Super G, serta transmisi N. Juga teknologi transmisi a yang menggunakan sinyal 5 Mhz. Kita tinggal menyesuaikan dengan kondisi yang kita hadapi. Sepasang AP dalam koneksi point to point dapat juga juga dikonfigurasi sebagai Akses Point seperti pada WAP TP-Link TL-WA601G 108M, sehingga pengguna komputer wireless terkoneksi dengan jaringan meski AP tersebut digunakan untuk koneksi point to point, langkah penghematan sederhana. 


source : http://fuadkp.blogspot.com/2011/02/bridging-access-point-to-access-point.html

0 komentar:

Posting Komentar